Rabu, 11 Januari 2012

Keperawatan Maternita


a. Pengertian
Keperawatan Maternitas merupakan persiapan persalinan serta kwalitas pelayanan kesehatan yang dilakukan dan difokuskan kepada kebutuhan bio-fisik dan psikososial dari klien, keluarga , dan bayi baru lahir (May & Mahlmeister, 1990).
Keperawatan Maternitas merupakan sub system dari pelayanan kesehatan dimana perawat berkolaborasi dengan keluarga dan lainnya untuk membantu beradaptasi pada masa prenatal, intranatal, postnatal, dan masa interpartal. (Auvenshine & Enriquez, 1990)
Keperawatan Maternitas merupakan pelayanan yang sangat luas, dimulai dari konsepsi sampai dengan enam minggu setelah melahirkan. (Shane,et.al.,1990)
Keperawatan Maternitas merupakan pelayanan professional berkwalitas yang difokuskan pada kebutuhan adaptasi fisik dan psikososial ibu selama proses konsepsi / kehamilan, melahirkan, nifas, keluarga, dan bayi baru lahir dengan menekankan pada pendekatan keluarga sebagai sentra pelayanan. (Reede, 1997)
Keperawatan Maternitas merupakan pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan kepada wanita usia subur (WUS) yang berkaitan dengan masa diluar kehamilan, masa kehamilan, masa melahirkan, masa nifas sampai enam minggu, dan bayi yang dilahirkan sampai berusia 40 hari beserta keluarganya. Pelayanan berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar dalam melakukan adaptasi fisik dan psikososial dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.(CHS/KIKI, 1993)
B. PERSPEKTIF KEPERAWATAN MATERNITAS
 Tujuan keperawatan maternitas adalah:
1)      Membantu wanita usia subur & keluarga dalam masalah produksi & menghadapi kehamilan.
2)      Membantu PUS untuk memahami kehamilan, persalinan, & nifas adalah normal.
3)      Memberi dukungan agar ibu memandang kehamilan, persalinan, & nifas adalah pengalaman positif & menyenangkan.
4)      Membantu mendeteksi penyimpangan secara dini.
5)      Memberi informasi tentang kebutuhan calon orang tua.
6)      Memahami keadaan sosial & ekonomi ibu.
a. Karakteristik
Karakteristik keperawatan maternitas yaitu:
1.      Fokus kebutuhan dasar = Sejahtera
2.      Pendekatan keluarga = FCMC
3.      Tindakan khusus dengan peran perawat.
4.      Terjadi interaksi = Strategi Pelayanan
5.      Kerja dalam Tim = Semua yang terkait.
b. Paradigma Keperawatan
Paradigma keperawatan merupakan suatu cara pandang dari profesi keperawatan untuk melihat suatu kondisi dan fenomena yang terkait secara langsung dengan aktifitas yang terjadi dalam profesi tersebut. Paradigma keperawatan pada keperawatan maternitas meliputi manusia, lingkungan, sehat dan keperawatan.
1.      Manusia
Manusia terdiri dari:
·         WUS
·         PUS
·         Perempuan dan Janin
·         Perempuan masa persalinan
·         Perempuan nifas hingga 6 minggu
·         Bayi sampai usia 40 hari
·         Keluarga        
·         Masyarakat Unik, Utuh, Tumbang.
2.      Lingkungan
Lingkungan terdiri dari:
·         Anggota keluarga
·         Masyarakat :
Sikap, nilai dan prerilaku seseorang di masyarakat sangat dipengaruhi oleh lingkungan budaya dan sosial disamping pengaruh fisik. Proses kehamilan dan persalinan serta nifas akan melibatkan semua anggota keluarga dan masyarakat. Proses kelahiran merupakan permulaan suatu bentuk hubungan baru dalam keluarga yang sangat penting, sehingga pelayanan maternitas akan mendorong interaksi yang positif dari orang tua, bayi dan angota keluarga lainnya dengan menggunakan sumber-sumber dalam keluarga. (mitayani, 2009)
3.      Sehat
Sehat adalah suatu keadaan terpenuhinya kebutuhan dasar, bersifat dinamis, tergantung dari perubahan-perubahan fisik & psikososial “Adaptasi”. Setiap individu memiliki hak untuk lahir sehat sehingga WUS dan ibu memiliki hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Ibu dapat beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi, baik fisik maupun psikososial. Kesejahteraan Reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik, mental, & social secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit / kecacatan dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi serta fungsi & prosesnya. (Konferensi sedunia IV tentang Wanita, Beijing 1995)

c. Keperawatan Ibu
Keperawatan ibu merupakan pelayanan keperawatan professional berkualitas yang difokuskan pada kebutuhan adaptasi fisik & psikososial ibu selama proses konsepsi/kehamilan, melahirkan, nifas, keluarga, & bayi baru lahir dengan menekankan pada pendekatan keluarga sebagai sentra pelayanan. Keperawatan ibu memberikan asuhan keperawatan holistik dengan selalu menghargai klien dan keluarganya serta menyadari bahwa klien dan keluarganya berhak menentukan perawatan yang sesuai untuk dirinya.
Perawatan ibu sangat penting pada saat ibu dalam keadaan hamil. Perawatan yang harus dilakukan oleh seorang perawat adalah perawatan prakonsepsi. Karena perawatan ini sama pentingnya dengan pelayanan perinatal dan antenatal. Dan perawatan ini merupakan perawatan yang dirancang untuk menjaga kesehatan siibu. Perawwatan ini menekankan pada perilaku sehat yang memperbaiki kesehatan wanita dan bakal janinnya. Perawatan prakonsepsi harus tersedia untuk semua wanita  yang masih mungkin bereproduksi dan masih mempunyai kehidupan seksual yang aktif dengan prianya. Bobak & Jensen (1993)
Rasional perawatan prakonsepsi menurut Bobak & Jensen (1993) adalah sebagai berikut :
·         Membangun perilaku gaya hidup dan menjaga kesehatan yang optimal,
·         Mengetahui dan menangani faktor risiko. Contoh kondisi medis, penyalahgunaan obat-obatan,
·         Menjalani kehamilan tanpa faktor risikoyang tidak perlu,
·         Mempersiapkan individu secara psikologis untuk menghadapi kehamilan dan mengemban tanggung jawab sebagai orang tua.
C. DINAMIKA KELUARGA PADA MASA HAMIL
            Kehamilan melibatkan seluruh anggota keluarga. Karena “konsepsi merupakan awal, bukan saja bagi janin yang sedang berkembang, tetapi juga bagi keluarga, yakni dengan hadirnya seorang anggota keluarga baru dan terjadinya perubahan hubungan dalam keluarga,” maka setiap anggota keluarga harus beradaptasi terhadap kehamilan dan menginterpretasinya berdasarkan kebutuhan masing-masing. (Grossman, Eichler, Winckoff, 1980).
            Proses adaptasi keluarga terhadap kehamilan ini berlangsung dalam suatu lingkaran budaya yang dipengaruhi oleh tren-tren sosial. Perawat harus bisa beradaptasi, supaya dapat menerapkan bagaimana peran perawat yang sesuai didalam masyarakat.
            Macam-macam adaptasi :
1        ADAPTASI MATERNAL
Adaptasi ini merupakan proses ioiiat dan kognitif kompleks yang bukan diidasarkan pada naluri, tetapi dipelajari (Rubin, 1967 ; Affonso dan Sheptak, 1989). Untuk meniadi seorang ibu, seorang remaja harus beradaptasi dari kebiasian dirawat ibu menjadi seorang ibu yang melakukan perawatan. Sebaliknya, seorang dewasa harus mengubah "kehidupan rutin yang dirasa mantap menjadi suatu kehidupan yang tidak dapat diprediksi, yang diciptakan seorang bayi. (Mercer, 1981)
a)      Menerima Kehamilan
Langkah pertama dalam beradaptasi terhadap peran ibu ialah menerima kehamilan dan mengasimilasi status hamil ke dalam gaya hidup wanita tersebut (Lederman, 1984). Tingkat penerimaan dicerminkan dalam kesiapan wanita dan respons emosionalnya dalam menerima kehamilan. Wanita yang siap menerima suatu kehamilan akan dipicu gejala-gejala awal untuk mencari validasi medis tentang kehamilannya.
b)      Mengenal Peran lbu
Proses mengidentifikasi peran ibu dimulai pada awal setiap kehidupan seorang wanita, yakni melalui memori-memori ketika ia sebagai seorang anak yang diasuh oleh ibunya. Persepsi kelompok sosialnya mengenai peran feminin juga membuatnya condong memilih peran sebagai ibu atau wanita karir, menikah atau tidak menikah, dan mandiri daripada interdependen. Peran-peran batu loncatan, seperti bermain dengan boneka, menjaga bayi, dan merawat adik-adik, dapat meningkatkan pemahaman tentang arti menjadi seorang ibu.
c)      Hubungan lbu-Anak perempuan
Hubungan antara wanita dan ibunya terbukti signifikan dalam adaptasi terhadap kehamilan dan menjadi ibu (Rubin, 1967 ; Meicer, Hackley, Bostrom, 1982). Lederman (1984) mencatat empat komponen penting hubungan antara seorang wanita hamil dan ibunya, yaitu :
·         kesediaan ibu (pada mari lalu dan saat ini),
·         reaksi ibu terhadap kehamilan anaknya,
·         penghargaan terhadap otonomi anak perempuannya, dan
·         kesediaan ibu untuk menceritakan kenangannya.
d)     Hubungan dengan pasangan
Orang yang paling penting bagi seorang wanita hamil biasanya ialah ayah sang anak (Richirdson, l983). Semakin banyak bukti menunjukkan bahwa wanita yang diperhatikan dan dikasihi oleh pasangan prianya selama hamil akan menunjukkan lebih sedikit gejala emosi dan fisik, lebih sedikit komplikasi persalinan, dan lebih mudah melakukan penyesuaian selama masa nifas (Grossman, Eichler. Winckoft 1980). Ada dua kebutuhan utama yang ditunjukkan wanita selama ia hamil menurut Richardson (1983).
·         Kebutuhan pertama ialah menerima tanda-tanda bahwa ia dicintai dan dihargai.
·         Kebutuhui kedua ialah merasa yakin akan penerimaan pasangannya terhadap sang anak dan mengasimilasi bayi tersebut ke dalam keluarga.
e)      Hubungan Seksual
Ekspresi seksual selama masa hamil bersifat individual. Beberapa pasangan menyatakan puas dengan hubungan seksual mereka, sedangkan yang lain mengatakan sebaliknya. perasaan yang berbeda-beda ini dipengaruhi oleh faktor-faktoi fisik, emosi, dan interaksi, termasuk takhayul tentang seks selama masa hamil, masalah disfungsi seksual, dan perubahan fisik pada wanita.